Archive for April 2021
Upaya Pencegahan COVID-19
Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian COVID-19
Semua elemen masyarakat memiliki peran penting dalam
memutus mata rantai penularan COVID-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan
baru/cluster pada tempat-tempat dimana terjadinya pergerakan orang, interaksi
antar manusia dan berkumpulnya banyak orang. Masyarakat harus dapat
beraktivitas kembali dalam situasi pandemi COVID-19 dengan beradaptasi pada
kebiasaan baru yang lebih sehat, lebih bersih, dan lebih taat, yang dilaksanakan
oleh seluruh komponen yang ada di masyarakat serta memberdayakan semua sumber
daya yang ada. Peran masyarakat untuk dapat memutus mata rantai penularan
COVID-19 (risiko tertular dan menularkan) harus dilakukan dengan menerapkan
protokol kesehatan (Kemenkes, 2020). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020, protokol kesehatan secara
umum harus memuat:
1. Perlindungan
Kesehatan Individu
Penularan COVID-19 terjadi melalui droplet yang
dapat menginfeksi manusia dan masuk ke dalam tubuh melalui hidung, mulut, dan
mata. Prinsip pencegahan penularan COVID-19 pada individu dilakukan dengan
menghindari masuknya virus melalui ketiga pintu masuk tersebut dengan beberapa
tindakan, seperti:
a. Menggunakan
alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu
jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang mungkin dapat
menularkan COVID-19. Apabila menggunakan masker kain, sebaiknya gunakan masker
kain 3 lapis.
b. Membersihkan
tangan secara teratur dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer. Hindari
menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak bersih.
c. Menjaga
jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplet dari
orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian,
dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak maka dapat
dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya. Rekayasa
administrasi dapat berupa pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan
sebagainya, sedangkan rekayasa teknis antara lain berupa pembuatan partisi,
pengaturan jalur masuk dan keluar, dan lain sebagainya.
d. Meningkatkan
daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
seperti mengonsumsi gizi seimbang, melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari
dan istirahat yang cukup minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko
penyakit. Orang yang memiliki komorbiditas/penyakit bawaan/kondisi rentan
seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru, gangguan jantung, gangguan ginjal,
kondisi immunocompromised/penyakit
autoimun, kehamilan, lanjut usia, anak-anak, dan lain lain, harus lebih
berhati-hati dalam berkegiatan di tempat dan fasilitas umum.
2. Perlindungan
Kesehatan Masyarakat
Perlindungan
kesehatan masyarakat merupakan upaya yang harus dilakukan oleh semua komponen
masyarakat guna mencegah dan mengendalikan penularan COVID-19. Potensi
penularan COVID-19 di tempat dan fasilitas umum disebabkan adanya pergerakan,
kerumunan, atau interaksi orang yang dapat menimbulkan kontak fisik. Dalam
perlindungan kesehatan masyarakat peran pengelola, penyelenggara, atau
penanggung jawab tempat dan fasilitas umum sangat penting untuk menerapkan
sebagai berikut:
a. Unsur
Pencegahan (Prevent)
1) Kegiatan
promosi kesehatan dilakukan melalui sosialisasi, edukasi, dan penggunaan
berbagai media informasi untuk memberikan pengertian dan pemahaman bagi semua
orang, serta keteladanan dari pimpinan, tokoh masyarakat, dan melalui media
mainstream.
2) Kegiatan
perlindungan (protect) antara lain
dilakukan melalui penyediaan fasilitas cuci tangan pakai sabun yang mudah
diakses dan memenuhi standar atau penyediaan handsanitizer, upaya penapisan
kesehatan orang yang akan masuk ke tempat dan fasilitas umum, pengaturan jaga
jarak, disinfeksi terhadap permukaan, ruangan, dan peralatan secara berkala,
serta penegakkan kedisplinan pada perilaku masyarakat yang berisiko dalam
penularan dan tertularnya COVID-19 seperti berkerumun, tidak menggunakan
masker, merokok di tempat dan fasilitas umum dan lain sebagainya.
b. Unsur
Penemuan Kasus (Detect)
1) Fasilitasi
dalam deteksi dini untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19, yang dapat
dilakukan melalui koordinasi dengan dinas kesehatan setempat atau fasilitas
pelayanan kesehatan.
2) Melakukan
pemantauan kondisi kesehatan (gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan,
dan/atau sesak nafas) terhadap semua orang yang ada di tempat dan fasilitas
umum.
c. Unsur
Penanganan secara Cepat dan Efektif (Respond)
Melakukan penanganan untuk mencegah terjadinya penyebaran yang lebih luas, antara lain berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat atau fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan pelacakan kontak erat, pemeriksaan rapid test atau Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), serta penanganan lain sesuai kebutuhan. Terhadap penanganan bagi yang sakit atau meninggal di tempat dan fasilitas umum merujuk pada standar yang berlaku sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Optimisme Kaum Milenial Menghadapi Pandemi COVID-19
Optimisme Kaum Milenial Menghadapi Pandemi
COVID-19
Perkembangan
kasus COVID-19 di Indonesia memiliki dampak terhadap banyak sektor, mulai dari
kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi, hingga aktivitas beribadah di
masyarakat (Ayubi, 2020). Dampak pada sektor-sektor tersebut semakin dirasakan
masyarakat. Di sektor pendidikan, pemerintah menerapkan kebijakan Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) untuk meminimalisir penyebaran virus, contohnya dengan kuliah
daring. Kebijakan Work From Home (WFH) juga diterapkan untuk
para pekerja, tetapi tidak semuanya bisa menjalankan karena beberapa pekerja
masih mengandalkan penghasilan harian seperti ojek online, buruh, pedagang
keliling atau kaki lima, warung makan, dan sebagainya. Pemerintah juga
mengeluarkan kebijakan penerapan karantina negara, karantina wilayah, dan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) bagi wilayah-wilayah yang berstatus zona merah.
Di sisi
lain, pandemi COVID-19 dapat menghasilkan sebuah hikmah yang dapat dijadikan
kesempatan untuk berkreasi. Kreativitas terjadi akibat adanya masalah dari
suatu situasi dan kondisi. Adanya pandemi Covid-19 ini tidak lantas menyurutkan
semangat dan kreativitas para kaum milenial untuk menghibur diri dari kebosanan
maupun membuat terobosan baru yang tentunya kegiatan yang mereka lakukan ini
akan berdampak positif terhadap diri mereka sendiri maupun orang lain. Para
kaum milenial sering mengabadikan kegiatannya melalui media sosial
seperti WhatsApp story, Twitter, Instagram, YouTube dan TikTok. Banyak
jenis kegiatan kreatif dan terobosan baru yang dapat dilakukan, mulai dari
tips-tips seputar memasak dan membagikan resep-resep di sosial media, tips-tips
fashion yang mengajakarkan paduan antar atasan dan bawahan pakaian, kegiatan
mendekorasi ruangan dengan memanfaatkan barang-barang bekas sehingga bisa
menghasilkan barang yang bagus dan berguna. Banyak juga kaum milenial yang
berjualan masker, handsanitizer, dan kebutuhan aksesoris-aksesoris yang
fashionable untuk mendukung protokol kesehatan. Kegiatan-kegiatan seperti
itu dapat dilakukan tidak hanya untuk mengasah kreativitas diri, tetapi juga
untuk menjaga kesehatan tubuh selama di rumah saja. Melalui kreativitas yang
ada, memanfaatkan peluang saat pandemi Covid-19 memanglah menjadi solusi
terbaik untuk menambah penghasilan bagi keluarga maupun diri kita
sendiri.
Pandemi
Covid-19 yang membuat semua orang menjadi stay at home secara
tidak langsung berdampak positif karena memunculkan kreativitas dan hal ini
bisa dijadikan ide bisnis, salah satunya bisnis kuliner. Sebenarnya banyak
para pemuda milenial yang ingin memunculkan ide kreativitasnya pada masa
pandemi seperti ini, tetapi sebagian kaum pemuda sering terlintas rasa takut
akan kegagalan atas proses yang akan di laluinya padahal dalam sebuah proses sudah
pasti akan terjadi kegagalan. Padahal tanpa mencoba dan merasakan kegagalan
kita tidak akan mengetahui proses kesuksesan setelah kegagalan, jadi sebagai
kaum milenial mulailah beranikan diri kita untuk mencoba. Mari hadapi pandemi
Covid-19 ini dengan mengisi keseharian kita di rumah dengan hal-hal positif
yang dapat mengembangkan diri kita. Semangat selalu, stay safe, stay
healthy!